Scroll untuk baca artikel
HeadlineKabar

Siswo Nur Wahyudi: minim ruang bagi generasi muda kembangkan seni daerah

378
×

Siswo Nur Wahyudi: minim ruang bagi generasi muda kembangkan seni daerah

Sebarkan artikel ini

Potensi harus dikelola dengan baik

Siswo Nur Wahyudi bukan orang baru di jagad seni Bojonegoro. Jalan hidupnya adalah seni. Sejak di bangku SD, ia sudah mulai suka dengan seni budaya. Di masa kecilnya, Pak Sis-sapaan akrabnya-sudah gemar menonton pertunjukan seni.

“Pada waktu kecil saya itu suka diajak nonton ketoprak. Bahkan saya tak pernah absen nonton acara Bina Pentas di TVRI,” ungkapnya saat ditemui di UNUGIRI (18/5/22).

Kebiasaannya menonton acara Bina Pentas di TVRI, sembari belajar metode latihannya. Sebab sejak dari kecil, Pak Sis sudah memiliki niat dan tekad yang kuat untuk mendalami kesenian, khususnya teater. Apalagi, ia memang terlahir dari keluarga yang memiliki jiwa seni.

Di usianya yang kini akan menginjak 57 tahun, Pak Sis masih aktif di dunia kesenian. Pak Sis sendiri kini tinggal bersama keluarga di Rusunawa di Jalan Jendral Ahmad Yani, Jambean, Sukorejo, Kecamatan Bojonegoro, Kabupaten Bojonegoro.

“Saya belajar kesenian dari mas Yusuf Susilo Hartono yang kini berada di Jakarta. Dulu saya adalah peserta yang paling kecil karena peserta kebanyakan sudah duduk di bangku SMP dan SMA,” lanjut Pak Sis.

Baca Juga:   Pasar Murah di Bojonegoro dan Upaya Menekan Inflasi, Cek Jadwalnya

Menggeluti pantomim

Ia berlatih teater setiap hari Minggu dengan penuh semangat dan tanpa ada rasa minder. Maklum teman-temannya belajar teater kebanyakan lebih tua darinya. Saat menginjak bangku SMP, sanggar tempatnya belajar teater tersebut ditinggal oleh Yusuf karena tugas pekerjaannya. Akhirnya ia bersama teman-temannya yang begitu semangat untuk belajar tidak memiliki tempat lagi.

Namun semua itu tak membuatnya patah semangat. Meski sudah tak memiliki tempat lagi, Pak Sis selalu berlatih mandiri di rumah, dan untuk mengasah kemampuannya, ia kerap tampil pantomim saat ada acara sekolah seperti pramuka.

“Dulu yang menggeluti pantomim di Bojonegoro tidak banyak, bahkan saya rasa saat itu yang menggeluti pantomim hanya saya sendiri” tambah beliau

Ia menambahkan, jika sebenarnya ia dipaksa untuk belajar pantomim. Sebab ia dulu suka taater di drama. Dulu Pak Sis belajar sendiri dengan dipandu oleh beberapa tugas yang diberikan padanya. Sebab sangat susah mencari referensi pada saat itu. Beda dengan masa sekarang, dengan maraknya media sosial sudah membantu mencari referensi.

Baca Juga:   Sendang Grogoland, Keindahan Alam Tersembunyi di Bojonegoro

Keahliannya semakin terlihat sejak kuliah di IKIP Surabaya (UNESA). Sebab pada saat ia di bangku kuliah, banyak sekali teman yang memiliki karakter dan pemikiran yang sama. Bahkan semakin mudah untuk mengembangkan diri untuk lebik baik dan mendalami dunia teater.

Memerankan Lutung Kasarung

Pernah pada suatu ketika dalam perkemahan pramuka, pasti ada pentas seni. Kelompok Pak Sis sendiri membuat pertunjukan drama. Saat itu dirinya memilih memerankan Lutung Kasarung. Sebab Pak Sis sendiri lebih suka pemeran yang penuh gerakan, sehingga dapat mengasah kemampuannya. Dengan rasa percaya diri ia sukses memerankan Lutung Kasarung.

Namun, kini kesenian sudah mulai terkisis dan ditakutkan akan hilang tanpa dirasakan. Ia juga mengatakan jika bangsa Indonesia ini adalah bangsa yang besar dan penuh budaya. Namun jika dilihat pada zaman sekarang, generasi penerus bangsa sudah sangat sedikit yang ingin melestarikannya.

Ini semua terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya ialah karena kini pemerintah tampak tidak peduli dengan generasi muda untuk meneruskan kesenian daerah. Tidak adanya wadah yang dapat menjunjung kreatifitas atau potensi generasi muda untuk mengembangkan diri di dunia seni.

Baca Juga:   Bupati Bojonegoro tegaskan segera bangun jembatan dusun di Kedungadem

Pesan untuk para pemuda

Tak hanya itu, sekarang banyak pemuda salah langkah untuk mengekspresikan diri. Seperti pemuda sekarang lebih suka pakai kekerasan daripada dengan cara yang positif. Ini semua sangat disayangkan, karena bangsa Indonesia sendiri memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat kesenian dunia.

Hingga kini Pak Sis mengaku masih terus belajar dan belajar di dunia tetaer. Sebab baginya belajar itu tiada hentinya hingga ke liang lahat, dan dengan semangatnya yang terus membara meski kini usianya tak lagi muda, membuatnya semakin matang dalam dunia teater.

Tak hanya mendalami kesenian teater, namun Pak SiS juga hobi menulis. Bahkan dirinya memiliki blog pribadi yakni Sinar Merah Blog yang berisi tulisan puisi, cerita pendek hingga pembelajaran yang wajib kalian simak.