Saat masih kecil, pasti kita sangat ingin segera menjadi dewasa. Sebab kita melihat menjadi orang dewasa itu mengasyikkan, dapat membeli apapun yang diinginkan dan bisa keluar kemanapun dan kapanpun sesuai keinginan.
Ya, itulah impian dari setiap anak kecil yang memandang kenikmatan menjadi orang dewasa. Namun semua akan berubah setelah si anak yang dulunya kecil telah menjadi dewasa. Hari-hari telah berlalu dan semua tampak tak sesuai harapan.
Masalah demi masalah kerap kali singgah dan seakan menyapa dan ingin mengajak bicara. Dengan semaksimal mungkin akan acuh dan tak ingin mendekati masalah ketika telah menjadi dewasa. Namun apalah daya, kita dulunya selalu berpangku tangan kepada orang tua, kini telah menjadi tulang punggung keluarga.
Setiap langkah dan keputusan akan selalu dipertimbangkan dengan matang sebelum salah dalam melangkah dan terperosok ke dalam jurang penyesalan. Namun banyak juga yang menyesal menjadi dewasa sebab tak sesuai dengan apa yang dibayangkan saat masih kecil.
Waktu kecil adalah waktu dimana kita dapat melepaskan beban dengan begitu mudahnya. Dapat menikmati waktu dengan kawan sebaya, berlari kesana kemari tanpa ada rasa bosan dan lelah.
Pasti ingin kembali ke masa itu kan? Masa dimana masalah utama yakni hanya mengerjakan PR dirumah dan tidak dapat bermain bersama teman. Dan dengan pikiran yang seakan bermain ke masa depan membayangkan betapa enaknya orang dewasa yang tak mengerjakan PR dan dapat berkumpul dengan teman sepanjang waktu.
Ketika ingin jajan atau membutuhkan dan beli sesuatu, dengan mudahnya tinggal minta ke orang tua. Tanpa pernah berpikir, uang itu bagaimana mencarinya, atau dari mana uang itu. Dan tak pernah terbesit sekalipun akan bagaimana proses mendapatkannya.
Semasa kecil perasaan terasa sakit dan perih saat tidak diajak beramain dan dianggap musuh, yakan? pasti kalian semua pernah merasakan. Namun hal itu tak bertahan lama, dan akan berlalu begitu saja. Berbeda dengan saat menjadi dewasa, hati terasa pedih saat bermain dengan cinta. Memang kadang harapan tak sesuai dengan kenyataan.
Ya itulah pikiran anak kecil yang telah ingin segera menjadi dewasa. Namun apalah daya, kehidupan dewasa lebih menyakitkan dari pada harus mengerjakan PR di tiap malam.
Namun kehidupan harus tetap berjalan meski keinginan kembali pada masa itu selalu muncul di benak dan seakan hanya dapat berwisata di masa lalu lewat imajinasi maupun mimpi. Tetap bertahan dan lakukan dengan semaksimal mungkin agar apa yang kita bayangkan bahwa dewasa itu lebih mengasyikkan dari saat masa kecil menjadi kenyataan.