Bojonegoro – Pencemaran lingkungan hingga kini belum teratasi dengan maksimal, dan telah menjadi isu global. Banyak limbah seperti botol, plastik, cairan dari industri, tak dikelola dengan baik. Padahal, limbah bisa menyebabkan sarang penyakit dan dapat merugikan masyarakat sendiri.
Sadar akan bahanya limbah, Badan Eksekutif Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Cendekia (STIEKIA) Kabinet Gajah Mada mengadakan seruan aksi peduli lingkungan bersama masyarakat Desa Blongsong, Kecamatan Baureno, Kabupaten Bojonegoro. Acara ini digelar di SD Negeri II Blongsong, Minggu (5/6/2022) bertepatan dengan hari lingkungan hidup sedunia.
“Bagi saya yang merupakan putra asli Blongsong melihat adanya potensi seperti kreativitas dan produktivitas masih dapat ditingkatkan,” Kata Moh Basofi selaku presiden BEM STIEKA
Dalam kesempatan ini, BEM memang mengajak pemuda untuk membuat kerajinan dari sampah. Peserta yang turut menghadiri acara tersebut ada yang dari IPNU-IPPNU dan juga ada dari organisasi pemuda yang ada di Desa Blongsong yang bernama Morot Modol.
Moh Basofi juga mengatakan jika acara ini dilakukan karena masih maraknya sampah yang dibuang oleh masyarakat entah disengaja maupun tidak disengaja. Ia juga menuturkan jika sebagai mahasiswa juga harus peduli dengan lingkungan.
“Kita mengajak teman-teman pemuda desa ini untuk membuat barang dengan memanfaatkan sampah-sampah non organik menjadi produk yang layak jual,” tambahnya
BEM STIEKIA dengan pemuda Desa Blongsong membuat setidaknya ada empat produk seperti kursi, meja, lampion dan pot bunga. Semua kerajinan tersebut dibuat dengan memanfaatkan sampah non organik.
Tujuan acara ini memang untuk memberikan pelatihan dan keterampilan dalam mengelola sampah non organik. Para peserta yang hadir pun sangat bersemangat bersama-sama membuat kerjaninan dengan memanfaatkan dari sampah yang biasanya menjadi limbah yang cukup mengganggu lingkungan masyarakat menjadi sebuah produk yang dapat menambah uang saku.
“Bisa di praktekan oleh pemuda Desa Blongsong karena nanti dapat menghasilkan uang dan akan menjadi pengalaman yang dapat dikembangkan mereka sendiri,” komentar salah satu peserta bernama Hasyim As’ari