Kabupaten Bojonegoro adalah daerah yang kaya minyak. Tapi ternyata daerah ini juga menjadi langganan banjir. Salah satu faktor adalah keberadaan sungai Bengawan Solo yang melintasi Bojonegoro. Sehingga luapan selalu meluber ke pemukiman warga. Sementara di wilayah selatan banyak perbukitan yang gundul sehingga rentan terjadi banjir bandang.
Catatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro, sebanyak 178 desa di 26 kecamatan di Kabupaten Bojonegoro rawan terendam banjir luapan Bengawan Solo dan diterjang banjir bandang dari sejumlah sungai di daerah setempat selama musim hujan. Data desa yang rawan dilanda banjir dengan jumlah sebanyak 178 desa di 26 kecamatan itu, mengacu kejadian banjir yang terjadi di tahun-tahun lalu.
Jika dirinci maka diperoleh data sebanyak 146 desa di 16 kecamatan rawan dilanda banjir luapan Bengawan Solo, antara lain, di Kecamatan Trucuk, Kalitidu, Dander, Malo, Kota, Kanor, juga kecamatan lainnya. Selain itu, lanjut dia, ada 32 desa di 10 kecamatan yang rawan dilanda banjir bandang, antara lain, di Kecamatan Sekar, Temayang, Gondang, Balen, Sumberrejo, juga kecamatan lainnya.
Banjir Bengawan Solo terparah tahun 2007/2008
Banjir di pengujung tahun 2007 hingga awal 2008 adalah banjir paling parah. Kawasan kota Bojonegoro lumpuh total. Karena selain genangan air hampir di seluruh wilayah pusat kota, aliran listrik yang putus lebih dari seminggu membuat kota benar-benar lumpuh.
Badan SAR Nasional mengirimkan 39 personil ahlinya dan ratusan relawan. Sebanyak 15 perahu karet bermesin juga telah dikerahkan. Sebanyak 13 perahu karet bermesin didatangkan dari Jakarta maupun Surabaya. Badan SAR Nasional juga menerjunkan 13 helikopter untuk melakukan distribusi bahan makanan kepada warga di daerah terpencil yang ada di 15 kecamatan.
Sejumlah media menggambarkan waktu itu jalan-jalan utama kota terputus dengan ketinggian air rata-rata 1 meter. Jalan Veteran yang merupakan akses ke terminal dan ke Tuban masih ditutup karena air masih setinggi 50 cm. Sedang ribuan warga masih terus menyelamatkan barang-barangnya yang bisa diselamatkan.
Jalan Ahmad Yani hingga Jalan Gajah Mada yang hanya tergenang air setinggi 20 cm dijadikan pusat posko banjir dari berbagai pihak. Sehingga, suasana kota Bojonegoro benar-benar hiruk-pikuk oleh korban mencari bantuan, pendonor bantuan, petugas keamanan, dan warga yang hanya sekedar ingin melihat banjir.
Jalur Bojonegoro-Babat terputus akibat luapan sungai Bengawan Solo dari Desa Kalisari Kec Baureno yang meluber hingga jalan raya. Akibat terputusnya jalur transportasi itu, seluruh armada bus tidak bisa beroperasi. Karena, jalur ke Babat dialihkan melalui jalan desa tepatnya di Desa Gunungsari, Kec Baureno dan menyusuri jalan pedesaan yang lebarnya sekitar 2 meter. Jalan itu tembus Jalan Raya Jombang Desa Karang Asem Kec Babat.