Kabupaten Bojonegoro mempunyai banyak kelebihan. Desa-desa di daerah ini mempunyai ciri khas masing-masing. Sebagian desa-desa tersebut sudah dikenal dan menjadi destinasi wisata. Namun sebagian lagi sedang dalam tahap pengembangan untuk dijadikan tempat wisata.
Desa Wisata secara umum diartikan sebagai masyarakat yang terdiri dari para penduduk suatu wilayah yang bisa saling berinteraksi secara langsung dibawah sebuah pengelolaan dan memiliki kepedulian serta kesadaran untuk berperan bersama sesuai ketrampilan dan kemampuan masing-masing memberdayakan potensi yang ada di desa tersebut.
Desa mana saja ya di Bojonegoro yang dikenal sebagai desa wisata?
Desa Jono sebagai Desa Wisata Budaya
Desa Jono merupakan sebuah desa di Kecamatan Temayang. Desa ini merupakan desa terluas dari kecamatan Temayang. Terletak di antara jalan raya Bojonegoro Nganjuk, Desa Jono kini menjadi desa wisata yang banyak dikunjungi wisatawan.
Di desa ini terdapat sentra kerajinan batik Jonegoroan yang merupakan salah satu batik khas dari Kabupaten Bojonegoro. Pemkab Bojonegoro melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menetapkan desa Jono sebagai salah satu desa produsen batik khas Bojonegoro. Selain itu, masyarakat di sana masih melestarikan kesenian tradisional dan adat istiadat yang masih ada hingga kini.
Desa Wonocolo sebagai Desa Wisata Minyak
Desa Wonocolo Kecamatan Kedewan merupakan desa sentra minyak rakyat. Di desa ini banyak sumur minyak peninggalan masa Hindia Belanda. Bupati Bojonegoro, Suyoto, meresmikan destinasi wisata migas di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan pada Rabu (27/04/2016).
Desa Wisata Wonocolo juga menyajikan banyak hal salah satunya adalah energi terbarukan . Yakni ada panas bumi, jika diolah menjadi geotermal. Belajar energi terbarukan dan tidak terbarukan di Bojonegoro. Daerah Wonocolo menawarkan sensasi yang menguji adrenalin. Terapi cinta Wonocolo, itu menjadi satu gagasan yang menarik untuk menambah keh
Desa Wedi sebagai Desa Wisata Salak
Sentra salak atau dikenal dengan agro wisata kebun salak terletak di Desa Tanjungharjo, Kecamatan Kapas, Kabupaten Bojonegoro. Lokasi ini cukup mudah dijangkau oleh wisatawan karena terletak di dekat pusat kota Bojonegoro.
Salak wedi menjadi salah satu ikon kota Bojonegoro. Banyak kegiatan digelar seperti Festival Salak. Festival ini sudah menjadi agenda tahunan desa yang menarik banyak wisatawan. Pemkab Bojonegoro juga menjadikan festivasl Salak sebagai salah satu destinasi wisata.
Salak Wedi punya rasa khas. Selain rasanya yang manis, salak wedi juga mempunyai ukuran yang lebih besar dari salak lainnya. Teksturnya sedikit berair dan rasanya yang manis membuat salak wedi mempunyai rasa khas. Dinamakan salak Wedi karena perkebunan salak di Bojonegoro banyak berkembang di Desa Wedi.
Desa Ringinrejo sebagai Desa Wisata Blimbing
Agrowisata kebun belimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, Kabupaten Bojonegoro sudah punya banyak prestasi. Desa ini terpilih sebagai wisata buatan se-Jawa Timur, pada 2015, sehingga semakin banyak wisatawan yang datang.
Wisatawan domestik (wisdom) yang datang ke lokasi di tepian Bengawan Solo itu, tidak hanya berwisata menikmati buah belimbing, yang manis dan segar, akan tetapi juga memanfaatkan lokasi setempat untuk berolahraga.
Untuk mengembangkan agrowisata belimbing pemerintah desa menempatkan wifi di beberapa titik yang menjangkau hampir seluruh wilayah kebun belimbing. Selain adanya fasilitas wifi ini, pemerintah desa juga telah menyediakan fasilitas Board Learning Center (BLC) yang berada di balai desa Ringinrejo. BLC ini bisa dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk mengakses internet sekaligus belajar komputer. Tersedia 10 PC yang bisa digunakan oleh warga secara gratis.