Museum Trinil Ngawi, menyimpan fosil phitecantropus erectus hingga stegodon trigonochepslus

Belajar sejarah yuk!

oleh

Museum Trinil di Kabupaten Ngawi menyimpan banyak cerita sejarah. Museum ini sebagai tempat penyimpanan fosil manusia kera berjalan tegak atau yang dikenal dengan Phitecantropus Erectus. Fosil ditemukan oleh Dubois pada tahun 1981 sampai dengan tahun 1892.

Di tempat atau situs ini pula ditemukan fosil banteng dan gajah purba yang sangat berguna bagi penelitian dan pendidikan khususnya di bidang sejarah kepurbakalaan.

Museum Trinil mengoleksi fosil-fosil diantaranya tulang panggul gajah jenis Stegodon Trigonochepslus dan fosil tulang pengumpil gajah.

Museum Trinil sendiri terletak di Desa Kawu Kecamatan Kedunggalar + 13 km ke arah kota Ngawi dan dapat dicapai dengan segala jenis kendaraan bermotor.

Dirintis tahun 1980

Baca Juga:   Pesona Pemandian Sumber Ubalan, Punya Khasiat untuk Mengobati Berbagai Penyakit

Perintisan museum dilakukan oleh Wirodiharjo sejak tahun 1980. Pada tanggal 20 November 1991, Museum Trinil diresmikan oleh Gubernur Jawa Timur, Soelarso.

Sebagai pemilik museum adalah Pemerintah Provinsi Jawa Timur yang dikelola oleh Unit Pelakasana Teknis Museum Trinil Ngawi.

Fasilitas yang ada adalah :

– Terdapat museum dan Pendopo peristirahatan
– Tempat cinderamata (souvenir) bagi pengunjung yang hendak membeli
– Diorama fosil purbakala lengkap dengan identitas dan dekskripsinya
– Mushola dan arena bermain anak agar betah
– Bumi perkemahan
– Toilet dan kamar mandi.