Scroll untuk baca artikel
HeadlineKabar

Jadi santapan hampir tiap hari, ini ternyata sejarah singkat tahu dan tempe

317
×

Jadi santapan hampir tiap hari, ini ternyata sejarah singkat tahu dan tempe

Sebarkan artikel ini

Di serat Centhini sudah disebut

Tahu dan Tempe

Kamu termasuk pecinta tahu dan tempe? Wah tentu banyak orang yang sama dengan anda. Tapi tahu enggak, sejarah tahu dan tempe bisa jadi makanan sehari-hari? Sampai-sampai seperti makanan wajib yang kini banyak sekalian variannya.

Nah, dirangkum dari berbagai sumber, ini sejarah singkat tahu dan tempe.

Sejarah tahu

Tahu dibuat dari kacang kedelai difermentasi. Diambil sarinya. Tahu ternyata berasal dari China. Tahu adalah kata serapan dari bahasa Hokkian, tauhu (hanyu pinyin: doufu) yang artinya “kedelai yang difermentasi”. Di Jepang tahu dikenal dengan nama tofu. Tahu dibawa perantau China dan kemudian menyebar di Asia Timur dan Asia Tenggara. Tentu termasuk ke Indonesia, ke jawa, dan ke dapur kita.

Baca Juga:   Perbandingan Jenis Minyak Zaitun: Extra Virgin Olive Oil dan Extra Light Olive Oil

Kapan tahu masuk ke nusantara, belum ada data pasti. Namun, orang Kediri mengklaim sebagai daerah pertama di Nusantara yang mengenal tahu, yakni dibawah oleh tentara Khubilai Khan tahun 1292.

Saat Jawa dilanda kelaparan akibat kebijakan tanam paksa, tahu menjadi makanan alternatif. Tahu dan tempe menjadi penyelamat orang-orang jawa dari krisis ekonomi.

Sejarah Tempe

Dalam penelitian berjudul Tinjauan Ilmiah Proses Pengolahan Tempe Kedelai yang diterbitkan Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia tahun 2015 disebutkan, tempe merupakan makanan olahan kedelai yang tidak berasal dari China.

Disebutkan tempe kedelai produk fermentasi dibuat pertama kali oleh orang Jawa Tengah dan muncul sekitar tahun 1700 (Astuti 1996). Pada tahun 1875 istilah tempe didefinisikan dalam kamus Jawa-Belanda sebagai: kedelai yang difermentasi, berbentuk padat yang dikonsumsi dengan cara dipanggang atau digoreng (Roubos 2010).

Baca Juga:   Cara membuat ledre pisang khas Bojonegoro, renyah dan enak

Catatan lain menyebut, dalam manuskrip Serat Centhini ditemukan bahwa masyarakat Jawa pada abad ke-16 telah mengenal tempe. Kata tempe disebutkan sebagai hidangan bernama jae santen tempe (sejenis masakan tempe dengan santan) dan kadhele tempe srundengan.

Kata tempe sendiri diduga berasal dari bahasa Jawa Kuno. Dulu ada makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu bernama tumpi. Makanan bernama tumpi tersebut terlihat memiliki kesamaan dengan tempe segar yang juga berwarna putih. Nah, ini menjadi asal muasal dari mana kata “tempe” berasal.