Dalam hubungan, emosi adalah bagian tak terpisahkan dari interaksi sehari-hari. Salah satu emosi yang paling menantang untuk dihadapi adalah kemarahan. Bagi pasangan muda, penting untuk memahami penyebab kemarahan, cara mengatasinya, dan langkah-langkah yang perlu diambil untuk memperbaiki hubungan setelah pertengkaran.
Berikut cara simpel untuk melunakkan hati pasangan yang sedang marah. Simpel tapi ampuh.
Penyebab-Penyebab Pasangan Marah:
- Perasaan Tidak Dihargai
Menurut penelitian dalam jurnal Journal of Family Psychology (2013), perasaan tidak dihargai sering menjadi pemicu kemarahan dalam hubungan. Ketika salah satu pasangan merasa kontribusinya tidak diakui atau usahanya diabaikan, hal ini bisa memicu frustrasi dan akhirnya kemarahan. - Masalah Komunikasi
Buku Nonviolent Communication karya Marshall Rosenberg menjelaskan bahwa komunikasi yang buruk seringkali menjadi akar dari konflik. Ketika pasangan tidak mampu menyampaikan perasaan mereka dengan jelas atau merasa tidak didengarkan, kemarahan bisa muncul sebagai bentuk ekspresi dari perasaan tersebut. - Stres Eksternal
Menurut studi yang dipublikasikan di Journal of Marriage and Family (2011), faktor-faktor eksternal seperti tekanan kerja, masalah finansial, atau masalah keluarga bisa menyebabkan stres yang berujung pada kemarahan. Stres ini sering kali “terbawa pulang” dan memengaruhi dinamika hubungan. - Ekspektasi yang Tidak Realistis
Ekspektasi yang tidak realistis terhadap pasangan juga bisa menjadi sumber ketegangan. Ketika harapan-harapan ini tidak terpenuhi, kekecewaan dan kemarahan bisa muncul. Hal ini dijelaskan dalam buku The Seven Principles for Making Marriage Work oleh John Gottman.
Cara Mengatasi Pasangan yang Marah
- Dengarkan dengan Empati
Menurut Gottman, mendengarkan secara aktif dan dengan empati adalah langkah pertama yang penting. Tunjukkan bahwa Anda peduli dengan perasaannya dan berikan ruang untuknya berbicara tanpa interupsi. Ini bisa membantu meredakan emosi dan membuat pasangan merasa didengar. - Tetap Tenang dan Kontrol Diri
Buku Crucial Conversations oleh Kerry Patterson dkk. menekankan pentingnya mengendalikan emosi diri sendiri saat menghadapi pasangan yang marah. Jangan terpancing untuk membalas dengan kemarahan, melainkan tetap tenang dan fokus pada mencari solusi. - Ajukan Pertanyaan untuk Memahami
Tanyakan kepada pasangan apa yang membuatnya marah dan bagaimana Anda bisa membantu. Pertanyaan-pertanyaan ini harus diajukan dengan nada yang penuh kasih dan tanpa menyalahkan. Hal ini dapat membantu membuka dialog yang konstruktif. - Berikan Ruang Jika Diperlukan
Terkadang, memberi waktu dan ruang bagi pasangan untuk menenangkan diri adalah hal yang bijaksana. Buku Men Are from Mars, Women Are from Venus karya John Gray menyarankan agar memberi waktu bagi pasangan untuk menyendiri sebelum melanjutkan pembicaraan.
Cara Memperbaiki Hubungan Setelah Pasangan Marah
- Minta Maaf dengan Tulus
Permintaan maaf yang tulus dan dari hati adalah langkah penting dalam memperbaiki hubungan. Penelitian di Journal of Social and Personal Relationships (2015) menunjukkan bahwa permintaan maaf yang tulus bisa memperbaiki keretakan dalam hubungan dengan efektif. - Tinjau Kembali Permasalahan
Setelah emosi mereda, diskusikan masalah yang menjadi penyebab kemarahan dengan kepala dingin. Hal ini penting untuk memastikan bahwa masalah yang sama tidak terulang di masa depan. - Lakukan Tindakan Nyata untuk Berubah
Jika ada perilaku atau kebiasaan yang perlu diubah, buat komitmen untuk melakukan perubahan tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Anda menghargai perasaan pasangan dan bersedia untuk memperbaiki diri demi hubungan yang lebih baik. - Perkuat Koneksi Emosional
Perkuat ikatan emosional dengan melakukan kegiatan bersama yang positif dan menyenangkan. Menurut penelitian dari Journal of Happiness Studies (2012), pasangan yang sering terlibat dalam aktivitas positif bersama lebih mungkin untuk memiliki hubungan yang harmonis dan memuaskan.
Kesimpulan
Menghadapi pasangan yang marah memang menantang, tetapi dengan pemahaman yang tepat, kemarahan bisa dikelola dan dijadikan sebagai peluang untuk memperkuat hubungan. Kunci utama adalah komunikasi yang baik, empati, dan kesediaan untuk berubah demi kebaikan bersama. Bagi pasangan muda, kemampuan untuk mengatasi konflik dengan cara yang sehat adalah fondasi penting untuk membangun hubungan yang kuat dan langgeng.