Dalam rangka meningkatkan gizi anak-anak sekolah, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar simulasi makan siang bergizi bagi siswa. Simulasi ini dilaksanakan di SDN 5 Desa Tamanbaru, Kecamatan Glagah, sebagai bagian dari program “Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa)” yang digagas oleh Bupati Ipuk Fiestiandani. Acara ini berlangsung pada Jumat (20/9/2024) dan diikuti oleh puluhan siswa sekolah dasar.
Bupati Ipuk menuturkan bahwa simulasi makan siang bergizi ini merupakan langkah persiapan dalam menyambut program nasional makan siang bergizi yang dicanangkan oleh pemerintah pusat. “Kami ingin memastikan teknis pelaksanaan dan distribusi makanan ini, terutama untuk desa-desa yang secara geografis jauh dari pusat kota,” ujar Ipuk saat mendampingi siswa yang sedang makan siang.
Menu Bergizi Sesuai Pedoman Kemenkes
Simulasi tersebut menggunakan menu yang sesuai dengan pedoman gizi seimbang dari program “Isi Piringku” Kementerian Kesehatan. Menu yang disajikan terdiri dari nasi sebagai sumber karbohidrat, ikan laut goreng, tahu goreng, bakwan jagung sebagai sumber protein, dan buah jeruk sebagai sumber vitamin. Para siswa terlihat lahap menyantap makanan tersebut.
Ipuk menambahkan bahwa program ini akan dilanjutkan secara bertahap ke sekolah-sekolah lain di Banyuwangi. “Kami berharap program ini tidak hanya meningkatkan gizi siswa, tetapi juga mendukung prestasi akademik mereka,” imbuhnya.
Dukungan Program Pendidikan Lainnya di Banyuwangi
Selain program makan siang bergizi, Banyuwangi telah meluncurkan sejumlah program pendidikan yang membantu meningkatkan kesejahteraan siswa. Salah satunya adalah Garda Ampuh (Gerakan Daerah Angkat Anak Muda Putus Sekolah), yang telah membantu 2.605 pelajar rentan putus sekolah dengan total bantuan sebesar Rp6,25 miliar dalam tiga tahun terakhir. Program ini melibatkan banyak pihak di daerah untuk membantu anak-anak yang rentan agar tetap dapat melanjutkan pendidikan.
Pemkab Banyuwangi juga memiliki program pemberian uang saku dan transportasi bagi siswa. Dalam tiga tahun terakhir, sebanyak 1.722 pelajar telah menerima bantuan dengan total alokasi Rp8,26 miliar. “Bantuan uang saku ini diberikan agar pelajar tidak minder ketika di sekolah, terutama saat jam istirahat,” kata Ipuk.
Capaian dalam Peningkatan Pendidikan
Program-program intervensi tersebut telah berkontribusi positif terhadap Indeks Pembangunan Manusia (IPM) di bidang pendidikan di Banyuwangi. Rata-rata lama sekolah di wilayah tersebut meningkat dari 7,66 tahun pada 2022 menjadi 7,76 tahun di 2023, sementara harapan lama sekolah juga naik dari 13,11 tahun menjadi 13,12 tahun dalam periode yang sama.
“Dengan program ini, kami ingin memastikan tidak ada lagi anak-anak Banyuwangi yang tertinggal dalam pendidikan,” pungkas Ipuk.
Sumber: diolah dari laman Kominfo Jatim