Rustamaji, yang akrab disapa Bang Jeck, adalah sosok inspiratif di balik kesuksesan bisnis Bakso Bang Jeck. Berawal dari berjualan keliling, kini usahanya telah berkembang pesat dengan enam cabang yang tersebar di berbagai daerah. Keuletan dan strategi bisnisnya membuat Bakso Bang Jeck menjadi salah satu usaha kuliner yang diperhitungkan di Bojonegoro dan sekitarnya.
Sosok Bang Jeck
Rustamaji, pria 45 tahun asal Dusun Bulu, Desa Ngraho, Kecamatan Gayam, Bojonegoro, awalnya bukanlah seorang pedagang bakso. Sebelum merintis usaha kuliner ini, ia sempat menjalani profesi sebagai penjual kerupuk yang dikulak dari Surabaya. Namun, usaha tersebut harus berhenti ketika pabrik kerupuk tempatnya mengambil barang mengalami kemacetan produksi. Saat itu, kondisi ekonominya cukup sulit, terlebih lagi sang istri sedang hamil dan mereka belum memiliki penghasilan tetap.
Dalam menghadapi tantangan tersebut, Bang Jeck tidak menyerah. Ia melihat peluang di bisnis bakso dan mulai belajar meracik bakso secara otodidak, salah satunya melalui internet dan YouTube. Dengan modal semangat dan tekad yang kuat, ia memulai perjalanan barunya sebagai penjual bakso keliling menggunakan sepeda motor. Dari sinilah, perjalanan panjang menuju kesuksesan dimulai.
Awal Cerita Mendirikan Bisnis Bakso
Tahun 2001 menjadi titik awal bagi Bang Jeck dalam dunia usaha bakso. Berbekal sepeda motor dan beberapa peralatan sederhana, ia berkeliling menjajakan baksonya di wilayah Purwosari, Bojonegoro. Awalnya, ia hanya mendapatkan keuntungan Rp 40 ribu per hari, tetapi ia tidak menyerah dan terus berusaha meningkatkan kualitas baksonya hingga akhirnya bisa meraup keuntungan lebih besar.
Melihat potensi yang ada, Bang Jeck mulai berpikir untuk membuka stand bakso permanen agar tidak perlu berjualan keliling. Namun, rencana tersebut tidak berjalan mulus. Kegagalan pertama membuatnya kembali harus berjualan keliling selama lima tahun sebelum akhirnya berhasil membuka stand pertamanya di Purwosari. Sayangnya, lokasi tersebut ternyata berada di tanah sengketa, sehingga ia harus pindah dan akhirnya menetap di Bulu-Ngraho.
Dengan kegigihan dan kerja keras, Bakso Bang Jeck terus berkembang. Kini, usaha tersebut telah memiliki enam cabang yang tersebar di beberapa lokasi strategis, yaitu Bulu-Ngraho, Purwosari, Mbaru-Padangan, Padangan (depan Masjid Ad-Dakwah), Karangboyo-Cepu, dan Kasiman. Semua cabang mengusung nama yang sama, memperkuat identitas bisnisnya di mata pelanggan.
Tips Sukses Jualan Bakso
Kesuksesan Bakso Bang Jeck tidak datang begitu saja. Ada berbagai strategi dan trik yang diterapkan Bang Jeck dalam menjalankan bisnisnya. Salah satu trik uniknya saat masih berjualan keliling adalah berhenti setiap 10 meter, terlepas dari ada pembeli atau tidak. Strategi ini terbukti berhasil karena menarik perhatian calon pelanggan yang akhirnya tertarik untuk membeli.
Selain strategi pemasaran yang unik, Bang Jeck juga memperhatikan kualitas bahan baku. Ia memilih sendiri daging sapi yang digunakan untuk bakso, memastikan hanya bagian terbaik yang dipakai. Menurutnya, paha belakang sapi adalah bagian terbaik untuk bakso, karena memiliki tekstur yang lebih padat dan tidak mudah pecah saat diolah. Saat ini, usaha Bakso Bang Jeck menghabiskan sekitar 100 kg daging per hari, dengan 80 kg di antaranya adalah daging sapi.
Dari segi manajemen, Bang Jeck juga menekankan pentingnya pelayanan pelanggan. Ia percaya bahwa pelayanan yang baik bisa membuat pelanggan merasa nyaman dan ingin kembali lagi. Oleh karena itu, ia rutin mengadakan briefing karyawan sebelum bekerja serta rapat setiap satu atau dua minggu sekali untuk mengevaluasi berbagai hal, mulai dari kualitas rasa hingga kebiasaan pelanggan. Bahkan, ia menganalisis sisa bakso di mangkok pelanggan untuk memahami apakah ada perubahan selera atau faktor lain yang memengaruhi pengalaman makan mereka.
Dalam menghadapi persaingan bisnis, Bang Jeck juga tidak ragu untuk terus belajar dan beradaptasi. Ia percaya bahwa kunci utama kesuksesan adalah ketekunan, inovasi, dan konsistensi. Baginya, usaha bukan hanya soal modal, tetapi juga tentang kemauan untuk terus berkembang. Bahkan, ia berani mengambil risiko dengan meminjam modal dari bank untuk membuka cabang baru, yang kini telah memberikan hasil yang memuaskan.
Perjalanan bisnis Bang Jeck adalah bukti bahwa kesuksesan tidak datang secara instan. Dari seorang penjual kerupuk hingga menjadi pemilik enam cabang bakso yang sukses, ia telah melalui berbagai tantangan dan kegagalan. Namun, dengan tekad yang kuat, strategi yang tepat, dan kemauan untuk terus belajar, ia berhasil membawa Bakso Bang Jeckmenjadi salah satu usaha kuliner yang berkembang pesat.
Pesan yang ingin disampaikan oleh Bang Jeck kepada para calon pengusaha adalah fokus pada satu bidang, berinovasi, dan pantang menyerah. Baginya, setiap usaha pasti memiliki tantangan, tetapi yang terpenting adalah bagaimana seseorang bisa bertahan dan terus mencari solusi.
Kini, dengan 65 karyawan dan omzet yang stabil, Bang Jeck memiliki impian untuk membuka cabang di kota-kota lain, membawa cita rasa baksonya ke lebih banyak pelanggan. Bagi siapa pun yang ingin memulai usaha, kisahnya adalah inspirasi bahwa dengan ketekunan dan kerja keras, tidak ada yang tidak mungkin.(Eni Puspita Sari)